
Bandung, 19 Januari 2019 – Komunitas Milenial Maruf Amin For Indonesia (KAMI) melakukan deklarasi Anti hoax bersama Calon Wakil Presiden Prof. DR. KH. Maruf Amin di Kopi Abah, Jalan Karapitan Nomer 22 Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (19/01). Rombongan dijadwalkan tiba di Kopi Abah sekitar pukul 13.30 WIB sekaligus peresmian kopi Abah langsung oleh KH. Maruf Amin.
Dalam acara deklarasi tersebut dihadiri berbagai relawan Master C19 portal Kiai Maruf Amin (KMA), Forum Santri Nasional, dan Komunitas Milenial Maruf Amin For Indonesia (KAMI). Ditambah unsur warga Nahdlatul Ulama (NU) ikut memeriahkan acara tersebut, dengan kegiatan diskusi bersama Calon Wapres KH. Maruf Amin
Ketua Komunitas Milenial Maruf Amin For Indonesia Nurcholis membacakan isi deklarasi gerakan nasional anti Hoax secara bersama-sama :
Deklarasi gerakan nasional anti hoax adalah gerakan perubahan arus baru Indonesia yang lahir dari keprihatinan atas maraknya sebaran kebencian, provokasi, isu negatif, dengki dan iri hati yang saat ini disebut sebagai hoax. Hoax telah merasuk dan menjajah Indonesia dengan wujud mengerikan dan berdampak sistemik serta mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia, untuk itulah sudah menjadi tanggungjawab kami sebagai generasi muda bangsa secara bersama-sama sambil bergandengan tangan mengajak kita semua memerangi segala bentuk hoax di Indonesia untuk itulah dengan hati nurani yang baik. Kami sebagai anak bangsa Indonesia mendeklarasikan gerakan Indonesia anti hoax dengan menyatakan bahwa :
1. kami mendukung Indonesia mendukung Indonesia sebagai negara anti hoax.
2. Kami sepakat memerangi hoax sebagai musuh bersama Indonesia
3. Kami menjunjung tinggi Indonesia berbicara jujur dan bertutur santun.
4. Kami berpegang teguh pada etika berkomunikasi dan penyebaran informasi di tengah masyarakat dan bangsa Indonesia.
5. Kami setia sebagai pelopor dengan gerakan anti hoax dimana pun kami berada.
Setelah pembacaan deklarasi gerakan nasional anti hoax, langsung melakukan diskusi dengan Calon Wapres KH. Maruf Amin. Ditambah, masyarakat memberikan aspirasi kepada KH. Maruf Amin apabila terpilih nanti, menjadi Wakil Presiden mendampingi Joko Widodo.
Pada saat diskusi, Kumpulan Komunitas di Bandung Ahmad Maulana mengatakan, memberikan masukan kepada Calon Wakil Presiden KH. Maruf Amin, dan Komunitas Maruf Amin For Indonesia (KAMI). Bahwa Kota Bandung ada target milenial sedikit menjadi dua bagian, disini yang paling besar ada pemuda hijrah. Pada saat ini, belum merapat ke KAMI, dilihat dengan kegiatan tabligh Akbar di Masjid Raya Bandung yang langsung dihadiri Gubernur Jawa Barat.
“Saya pelaku usaha kreatif, masukan saya menjadi pertimbangan,”
Tambah Maulana, kegiatan-kegiatan kreativitas yang mengarah kepada nilai religi harus semakin diperbanyak, dengan ada Joko Widodo yang mendorong inovasi musik, film dan diarahkan ke pergerakan yang religi. KH. Maruf Amin diminta untuk mendorong gerakan tersebut, agar dapat menghalau Islam radikal. Mudah-mudahan dengan posko KAMI dengan memperbanyak kegiatan religi, ditambah dengan Nahdlatul Ulama yang ada di dalam relawan tersebut.
“Saya tidak menjudge condong ke pemuda hijrah, tapi lebih condong menuju hijrah memperbaiki diri,” tambahnya.
Calon Wakil Presiden KH. Maruf Amin mengatakan, kenapa saya mau menjadi Calon Wakil Presiden, hijrah dari jalur kultural ke jalur struktural. Terakhir menjadi Rais ‘Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), pada sebenarnya sudah nyaman menjadi kedua posisi tersebut. Dikarenakan diminta langsung oleh Calon Presiden Joko Widodo, atas dorongan para ulama dengan pertimbangan akan menjunjung kiprah perjuangan lebih luas.
” Kalau menjadi Rais Am hanya di kalangan PBNU, kalau Ketua MUI hanya dikalangan umat Islam, melalui jabatan Wakil Presiden bisa mengabdi untuk seluruh warga Indonesia,” katanya.
KH. Maruf Amin menambahkan, dalam menjaga keutuhan bangsa dengan ada pikiran ingin mencederai kesepakan bangsa ini, melalui kelompo-kelompok yang radikal dan intoleran. Negara ini sudah selesai terkait masalah ideologi, sudah ditemukan titik temu di Pancasila dan Undang-Undang 1945.
“Pancasila itu kalau bahasa agamanya kalimatun sawa, dan UUD itu kesepakatan nasional,” tambahnya.
Lanjut, KH. Maruf Amin, atas dua hal tersebut lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pada saat sekarang banyak merubah dengan membawa pikiran lain, yang ijin mencederai kesepakatan nasional tersebut. Negara ini merupakan negara kesepakatan, dengan di dalam Al-Qur’an yang artinya kalau antara kamu dan non muslim ada kesepakata, tetap tidak ada boleh ada yang mencederai.
“Kalau ada non muslim yang mencederai, harus dikenakan diyat (denda) yang harus diserahkan kepada keluarganya,” lanjutnya.
KH. Maruf Amin menegaskan, Islam Indonesia menjadi Islam utuh yang hidup berdampingan, dengan secara damai ditemukan dengan kedua kesepakatan tersebut. Dikarenakan itu, kelompok radikal dan kelompok intoleran harus dilakukan pencegahan berkembang di Indonesia, kalau tidak dilakukan pencegahan akan mengalami konflik besar seperti negara Afganistan.
” Negara yang utuh tidak boleh diganggu, hal-hal yang baru diluar kesepakatan harus kita tolak,” lanjutnya.
KH. Maruf Amin menuturkan, mengadakan pengajian di semua tempat untuk mengembangkan Islam yang moderat (red-wasathiyah), dengan melakukan ramah dengan bukan marah-marah. Dikarenakan itu, terus mengembangkan Islam moderat dan rahmatan Lil alamin dengan kajian kebangsaan, dalam mengawal negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).
“Mudah-mudahan kita bisa mengawal Islam moderat sampai kapanpun,” tuturnya.