
Kabupaten Bandung Barat, Minggu 20 Januari 2019 – Sebanyak tiga ribu warga Nahdatul Ulama (NU) se Bandung Raya di Pondok Pesantren Mambaul Falah Kampung Tambakan Cihampelas, Cipatik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat, Minggu (20/01). Safari tersebut dengan kegiatan silahturahim bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se Bandung Raya dan masyarakat Cipatik, dengan merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Pasca dua hari setelah debat pertama, KH. Maruf Amin melakukan kunjungan sejumlah tempat di Kabupaten Bandung Barat. Kunjungan Kiai Ma’ruf diawali dengan silaturahim dengan para ulama ke Pondok Pesantren Riyadlul Huda, kemudian silaturahim dengan masyarakat Sunda di Desa Cibubur Girang, lanjut ke Pondok Pesantren Mambaul Falah, hingga kunjungan terakhir ke daerah Rancaekek.
Selama menjalani aktivitas selama Pilpres 2019, Kiai Ma’ruf mendapat dukungan dari keluarga. Seperti halnya saat bersilaturahmi di wilayah Bandung Raya, Kiai Ma’ruf selalu didampingi istrinya, Ibu Nyai Wury Estu Handayani dan putrinya, Ibu Siti Mamduhah.
Calon Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin mengatakan, sudah sangat lama orang Sunda tidak menjadi Wakil Presiden, yang terakhir orang Sunda yang menjadi Wakil Presiden adalah Umar Wirahadikusumah pernah menjabat antara 1983 dan 1988. Kiai Maruf berharap pada tahun. 2019 ada orang Sunda yang menjadi Wakil Presiden dengan berlatar belakang seorang kiai.
“Kalau dulu ada orang Sunda yang jadi wakil presiden dari jenderal, pada saat ini diharapkan ada orang Sunda yang dari kiai,” katanya.
Ditambahkan, KH. Maruf Amin, banyak orang di Indonesia akan tetapi sudah lama tidak ada yang menjabat sebagai pimpinan tertinggi di Indonesia. Disamping itu, Kiai Maruf memberikan gagasan tentang Ekonomi Arus Baru Indonesia yang akan dilakukannya bersama Calon Presiden petahana Joko Widodo.
“Saya berikan gagasan tentang ekonomi arus Baru Indonesia, yang akan diterapkan bersama Calon Petahana,” tambahnya.
KH. Maruf Amin menuturkan, pembangunan ekonomi ke depan harus dibangun mulai dari l bawah, sehingga masyarakat yang masih lemah bisa menjadi kuat. Dalam pembangunan ekonomi tersebut, dengan menguatkan yang lemah, dan tidak membenturkan antara yang lemah dengan yang kuat.
“Dalam merealisasikan gagasan itu meminta dukungan dan doa kepada ulama, santri dan masyarakat Sunda,” tuturnya.
Lanjut KH. Maruf Amin, dalam pemilihan presiden (Pilpres) pada tahun 2019 mendampingi Calon Petahana, karena didorong oleh para ulama. Memang ada yang mengatakan yang harus dipilih bukan debat dengan pemerintah, akan tetapi dukungan para ulama. Calon Petahana Joko Widodo selain mendapatkan dukungan para ulama, ditambah dengan menggandeng ulama sebagai Calon Wakil Presiden. Pada zaman dahulu ulama itu orang yang suka mendukung Capres dan Cawapres seperti orang yang mendorong mobil mogok, pada begitu mobilnya jalan ulama itu ditinggalkan (red-Billahi Taufiq walaupun hidayah).
“Dulu ulama kaya pemadam kebakaran, kalau huru-hara selesai, maka ulama itu ditinggalkan. Jadi sekarang tidak, Pak Jokowi tidak memperlakukan ulama seperti itu, pada sekarang Pak Jokowi menggandeng ulama karena beliau mencintai ulama,” pungkasnya.