Lingkar Santri Mataraman dan Kyai Muda Bersatu Dukung KH. Maruf Amin

Trenggalek, Selasa 22 Januari 2019 – Lingkar Santri Mataraman dan Kyai Muda Bersatu mendukung Calon Wakil Presiden Prof. DR. KH. Maruf Amin di Stadion Minal Sopal Trenggalek, Selasa (22/01) pagi. Dalam agenda KH. Maruf Amin di Jawa Timur mulai dari Madiun ke Istighosah Kubro di Trenggalek.

Ribuan para santri dan kiai muda Mataraman tidak bergerak dari tempat duduk, padahal hujan besar mengguyur lokasi acara istighosah tersebut. Para santri dengan khusuk mendengarkan nasihat para ulama, dapat terlihat dengan membawa paung di depan para ulama tersebut.

Dilanjutkan, KH. Maruf Amin pada siang hari akan melakukan silahturahim ke Pondok Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo. Pada sore hari, akan melakukan silaturrahim NU Struktural dan Kultural Se-Ponorogo dan Pacitan PP. Mayak. Ditutup dengan kegiatan acara UMKM dan BMT Nganjuk dan Kopi Abah Pendopo Nganjuk. Dalam acara Istighosah Kubro dihadiri para ulama mulai Pengasuh Pondok Pesantren Ploso Kediri KH. Zainudin Djazuli, KH. Anwar Iskandar, Wakil Bupati Trenggalek Muhammad Nur Arifin, dan Ketua TKD Jawa Timur Mahfudz Arifin.

Pada saat sambutan, Koordinator Lingkar Santri Mataraman dan Kiai Muda Bersatu Gus Nabil mengatakan, pertemuan santri Mataraman dan kiai kuda Nahdlatul Ulama (NU) sebagai pemicu untuk melakukan konsolidasi santri dan kiai, dengan secara berkelanjutan dan maksimal. Acara istighosah bersama para ulama dan santri, agar KH. Maruf Amin berkenan memberikan ijazah kepada semua santri dan kiai kuda Mataraman.

Gus Nabil menuturkan, ijazah tersebut dengan semua santri memiliki ruh dan jiwa yang kuat, dengan utama para santri tersebut mengikuti perintah para ulama. Para santri dan kiai muda Mataraman harus merapatkan barisan terkait nasionalisme dan kebangsaan, untuk mempertahankan amalan dari para ulama terdahulu. Semua santri tersebut dapat menjaga ajaran Islam ala Nahdatul Ulama di bumi pertiwi, dengan memperkuat Islam yang rahmatan lil alamin.

“Memperkuat ajaran Islam yang ramah, bukan Islam yang marah-marah,” tuturnya.

Ditempat yang sama, Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH. Maruf Amin mengatakan,
pemberian ijazah kubro Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani akan membawa keberkahan kepada masyarakat Jawa Timur. Pada tahun 2019 ini kader Nahdlatul Ulama harus ada dalam kepemimpinan nasional, dan pada masa ke depan harus ada yang menjadi Presiden. Nahdlatul Ulama tidak hanya berjuang di jalur kultural, akan tetapi berjuang di jalur struktural (red-pemerintah).

“NU itu harus berjuang bukan hanya jalur kultural saja, akan tetapi mulai di garap jalur struktural,” tuturnya.

KH. Maruf Amin mengatakan, arus baru itu pembangunan ekonomi dari bawah, sangat berbeda dengan arus lama dalam perekonomian tersebut. Pembangunan pada jaman dahulu itu konglomerasi, sehingga sulit untuk menetes sampai ke masyarakat bawah.

“Sehingga terjadi kesenjangan dan disfaritas, karena itu pembangunan arus baru sudah sejak tahun 2014,” katanya

KH. Maruf Amin menambahkan, sebenarnya mengembalikan prinsip sesuai dengan undang-undang 1945 dan arus baru ekonomi Indonesia agar indonesia maju, sejahtera dan tercapai sila ke lima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

” Kita harus mencapai target dengan mengamalkan sila ke 5, agar memberikan keadilan sosial bagus seluruh Indonesia,” tambahnya.

Perihal Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menjadikan Najwa Shihab sebagai moderator, Lanjut KH. Maruf Amin, dalam pemilihan moderator pada debat kedua pasangan Capres dan Cawapres, pihaknya dan Tim Kampanye Nasional (TKN) setuju saja. Moderator harus lurus dengan tidak berpihak kepada salah satu pasangan calon, sehingga bebas siapapun untuk menjadi moderator tersebut.

“Jadi siapa saja bukan masalah, dalam pemilihan moderator debat kedua nanti,” pungkasnya.

Sebelum berangkat ke Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo, KH. Maruf Amin bersama rombongan meresmikan Kantor Tim Kampanye Daerah (TKD) Kabupaten Trenggalek dengan pemotongan nasi tumpeng.