KH. Maruf Amin Yakinkan Lumbung Suara di Tanjung Priok

Jakarta, 31 Januari 2019 – Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01 Prof. DR. KH. Maruf Amin menyakinkan lumbung suara warga Nahdliyin di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kegiatan tahlil Akbar dengan diikuti ribuan warga Nahdliyin bersama para ulama di Gelanggang Olahraga (GOR) Danau Sunter, Jalan Danau Sunter Selatan I Jakarta Utara, Kamis (31/01) siang.

Kegiatan Tahlil Akbar Nahdliyin dimulai sejak pukul 13.00 WIB, dihadiri Mustasyar Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Abuya Muhtadi Dimyati Cidahu Banten, Rais Syuriah PBNU KH. Zulfa Mustafa, para ulama se Jakarta Utara dan ribuan warga Nahdliyin memenuhi acara tersebut. KH. Maruf Amin datang ke lokasi acara tahlil didamping istri, Wury Estu Handayani, langsung disambut dengan gemuruh warga Nahdliyin tersebut.

Abuya Muhtadi Dimyati Cidahu membaca surat Yasin sebanyak 4 empat kali secara serentak yang langsung diikuti warga Nahdliyin. Dilanjutkan, dengan pembacaan tahlil Akbar warga Nahdliyin, dan mendoakan pasangan nomor urut 01 Capres Jokowi dan Cawapres KH. Maruf Amin terpilih dalam Pemilihan Presiden (Pilpres).

Cawapres KH. Maruf Amin menuturkan, warga Nahdlatul Ulama (NU) harus mendukung dan memilih pasangan nomor urut 01, dikarenakan ada yang mewakili dari tokoh NU dalam pilpres tersebut. Capres Jokowi menggandeng ulama untuk menjadi Cawapres, agar pemimpin nasional mencerminkan kekuatan nasionalis dan kekuatan Islam, bersatu supaya Indonesia utuh dan kuat.

“Kalau ada orang NU yang tidak milih pasangan nomor urut 01, maka innalilahi wa innailaihi rojiun,” tuturnya.

KH. Maruf Amin mengatakan, Capres Jokowi mewakili dari kekuatan nasionalis, sedangkan dirinya mewakili dari kekuatan Islam. Pada perhelatan pilpres selanjutnya, diharapkan yang menjadi Presiden dari kekuatan Islam dan Wakil Presiden nantinya dari kekuatan nasionalis.

“Sekarang ulama yang menjadi Wakil Presiden, besok kita harapkan Presiden dari ulama dan wakilnya dari Zuama (red-pemimpin),” katanya.

Lanjut KH. Maruf Amin, memberikan harapan kepada para santri agar semakin optimis, dengan memiliki masa depan yang tinggi. Santri harus bisa menjadi apapun seperti Kiai, Saudagar, Bupati, Gubernur, atau jabatan strategis apapun. Banyak contoh santri yang menjadi pemimpin diantaranya KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden, Khofifah Indar Parawansa menjadi Gubernur Jawa Timur, dan banyak lainnya santri yang menduduki jabatan strategis.

“Mudah-mudahan nanti yang menjadi presiden dari NU Tanjung Priok, dan memberi harapan kepada para santri ” pungkasnya.