KH. Maruf Amin Safari Politik di Jateng

Semarang, 4 Februari 2019 – Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01, Prof. DR. KH. Maruf Amin melakukan safari politik di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dimulai silahturahim di Pondok Pesantren Al-Itqon Bugen, Tlogosari Pedurungan, Semarang, Senin (4/2) pagi. KH. Maruf Amin direncanakan akan melakukan safari politik di Jateng selama dua hari, serta daerah yang akan dikunjungi Semarang, Kendal, Demak dan akan bertolak kembali ke Jakarta.

KH. Maruf Amin tiba di pondok pesantren sekitar pukul 09.00 WIB dengan langsung disambut oleh ratusan santri, yang saling berhadap-hadapan di sepanjang jalan area menuju pondok pesantren tersebut. Dalam kegiatan silahturahim tersebut dihadiri Wakil Ketua DPD RI Ahmad Muqowwam, Anggota DPR RI Fraksi Golkar Drs. H. A Mujib Rohmat, Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH. Ubaidillah Shodaqoh, Ketua PWNU Jawa Tengah KH. Mohammad Muzammil, KH. Shalahudin Shadaqah, para ulama dan ratusan santri pondok pesantren.

Dalam sambutannya, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Itqon Bugen, KH. Harits Shodaqoh mengatakan, pondok pesantren itu memikiki tradisi sam’an wa tho’atan (red-dengar dan patuhi kepada kiai, sehingga tidak bisa ditawar untuk mendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 01. Pada saat ini perhatian pemerintah kepada pesantren itu sangat baik, ditambah apabila KH. Maruf Amin terpilih menjadi Wakil Presiden akan lebih konkret dalam memperjuangkan pondok pesantren tersebut.

“Pemerintah kepada pesantren itu sangat baik, lebih nanti KH. Maruf Amin akan lebih konkret lagi,” katanya.

KH. Harits Shodaqoh menambahkan, beberapa waktu yang lalu bertemu di Kantor PWNU Jateng, ada rencana akan mengumpulkan semua warga NU yang di legislatif dan eksekutif. Pada saat ini, KH. Maruf Amin yang ditunjuk sebagai Cawapres, menjadi momentum yang bagus untuk mengumpulkan semua warga nahdliyin tersebut.

“Ini kesempatan bagus, kami berdoa ada kesempatan baik mengkoordinasikan warga NU yang ada di legislatif dan eksekutif,” tambahnya.

KH. Harits Shodaqoh menuturkan, pondok Al-Itqon memiliki santri sekitar 700, pada dahulu didominasi santri putri. Pada forum silaturahim ini meminta kepada KH. Maruf Amin untuk memberikan nasihat agar kondusif dalam menghadapi pilpres, dan berharap lebih konkret kepada memberikan bantuan pengembangan pesantren.

“Pada dahulu lebih banyak santri putrinya, tapi hari ini mulai seimbang antara santri dan santri putri,” tutur yang juga mustasyar PWNU Jawa Tengah.

Ditempat yang sama, Cawapres KH. Maruf Amin mengatakan, menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres), NU memberikan saran kepada Presiden Jokowi Widodo untuk mengambil salah satu kader, maka NU akan optimal (red-all out) untuk memenangkan pasangan capres dan cawapres. Pada waktu itu, kader NU yang dapat dipilih dari jalur struktural ada Rais Aam PBNU, atau Ketua Umum PBNU. Kader NU yang di jalur politik ada Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy, atau jalur profesional ada Mahfudz MD.

“NU sepakat siapapun yang dipilih menjadi cawapres mendampingi Jokowi, akan all out untuk memenangkan pasangan tersebut,” katanya.

KH. Maruf Amin menuturkan, NU yang diperhitungkan dan dihargai dalam momentum pilpres ini, ditambah dengan menaikan elektabilitas pasangan capres dan cawapres tersebut. Alasan untuk mau menjadi Cawapres mendampingi Joko Widodo, dikarenakan penghargaan kepada ulama untuk ikut serta menjaga negara dan agama.

“Supaya kita bersama menjaga negara dan agama bersama Pak Jokowi,” tambahnya.

KH. Maruf Amin melanjutkan, Pondok Pesantren NU tidak memiliki sumbangan dari mana-mana, terutama dari timur tengah dan lainnya. Pada saat ini, pemerintah melalui DPR dengan undang-undang pesantren, akan memperjuangkan para santri dan pesantren dalam rangka pembentukan karakter bangsa.

“Benar-benar ingin memikirkan pengembangan ponpes, maka dimulai dari undang-undang pesantren tersebut,” lanjutnya.

Tambah KH. Maruf Amin, ponpes ke depan akan diberikan kesetaraan yang sama dengan pendidikan lainnya, ditambah dengan pengembangan pendidikan vokasional berbasis keahlian. Pada nantinya, santri akan memiliki keilmuan agama yang luas, ditambah dengan keahlian yang dapat langsung diterapkan di masyarakat.

“Santri nanti tidak hanya memiliki ilmu keagamaan, tapi juga memiliki keahlian dalam bidang yang lain,” pungkasnya.