KH. Maruf Amin Napak Tilas Rumah Kelahiran Bung Hatta

Kota Bukittinggi, 7 Februari 2019 – Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01, Prof. DR. KH. Ma’ruf Amin melakukan Napak tilas di rumah kelahiran Mohammad Hatta atau Bung Hatta di Jalan Soekarno Hatta Campago Ipuh Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis (7/2) sore. Rumah kelahiran tersebut mengingatkan kembali atas perjuangan Bung Hatta dalam kemerdekaan, terutama sebagai tokoh Bapak Ekonomi Indonesia.

KH. Maruf Amin tiba di rumah kelahiran tersebut sekitar pukul 15.00 WIB didampingi oleh istrinya, Wury Estu Handayani. Kegiatan silahturahim dengan keluarga Bung Hatta, serta dijelaskan sejarah dalam rumah kelahiran Bung Hatta.

Rumah kelahiran Bung Hatta yang memiliki nikah sejarah yang tinggi, terdapat dokumentasi foto keluarga dan foto gurunya yakni syekh Djamil Djambek. Pemugaran rumah kelahiran Bung Hatta diprakarsai Azwar Anas dan pemuda setempat, dimulai pada awal 1955 yang bertepatan dengan Hari Lahir Bung Hatta.

“Tadi sudah ziarah ke makam kakeknya Bung Hatta di Payakumbuh, kemudian Syekh Sulaiman Ar-rusuli,” ucap Cawapres nomor urut 01 KH. Maruf Amin.

KH. Maruf Amin menuturkan, museum ini menjadi tempat lahir dan masa kecil Bung Hatta di Bukittinggi, serta tempat ini melahirkan orang besar yang menjadi pendiri bangsa. Bung Hatta yang pernah menjadi Wakil Presiden mendapampingi Ir. Soekarno, sehingga harus mengambil jejak masa lampau.

“Ini napak tilas juga akan jejak bung Hatta masa lampau, karena tempat ini melahirkan orang besar,” tuturnya.

KH. Maruf Amin menambahkan, Bung Hatta sangat berperan besar untuk negara maupun untuk umat, selain berdiskusi dan di dalam forum serta berziarah ke tokoh-tokoh yang penting. Sosok keteladanan yang bisa diambil dari Bung Hatta, pertama sosok pejuang pada masa kemerdekaan.

“Kalau Bung Hatta sekitar 1971, saya sudah menjadi anggota DPRD Jakarta pada waktu itu,” tambahnya.

Lanjut KH. Maruf Amin, pada masa Indonesia merdeka tidak akan lepas dari sosok Soekarno-Hatta, ditambah dengan konsep-konsep pembangunan ekonomi kerakyatan. Dapat dilihat konsep tersebut, melalui koperasi yang harus dibangun kembali, dalam rangka pemberdayaan Ekonomi rakyat.

“Konsep ekonomi koperasi harus diterapkan kembali, sehingga tidak ada ketimpangan ekonomi di masyarakat,” lanjutnya.

KH. Maruf Amin menegaskan, konsep ini akan diterapkan pada pemerintahan mendatang, dengan melakukan kolaborasi dengan unsur terkait. Konsep Bung Hatta akan menjadi relevan pada jaman sekarang, dengan mengkolaborasikan konsep ekonomi kerakyatan dan ekonomi pemerataan.

“Sinergikan ekonomi kerakyatan dan ekonomi pemerataan dan pemberdayaan, sehingga tidak hanya tumbuh tapi merata,” pungkasnya.