KH. Maruf Amin Perkuat Suara Jabar

Cianjur, 14 Februari 2019 – Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01 Prof. DR. KH. Maruf Amin memperkuat suara di Jawa Barat dengan melakukan silahturahim dengan ulama di Pondok Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Musri, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (14/02) sore. KH. Maruf Amin didampingi istrinya, Wury Estu Handayani beserta rombongan dengan disambut ratusan santri yang berdiri rapi sepanjang jalan.

Dalam acara silaturahim tersebut dihadiri Wakil Ketua MPR RI Drs. H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si, Ketua Fraksi PKB DPR RI H. Cucun A. Syamsurizal, Anggota PR RI em Marhaban, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Musri KH. Saeful Uyun, LC, dan para ulama lainnya. Setelah itu, dilanjutkan dengan ziarah ke makam Raden Aria Wiratanu Datar atau sering disapa Mama Cikundul.

Cawapres KH. Maruf Amin mengatakan, pada saat pendirian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi dewan syuro PKB, sehingga maka sekarang menjadi Cawapres yang didukung PKB. Seiringnya gencarnya kunjungan dirinya ke provinsi Jabar, untuk membangkitkan jaringan ulama Jawa Barat tersebut.

“Dulu pernah menjadi dewan syuro PKB maka wajar sekarang didukung menjadi Cawapres yang didukung PKB tersebut,” katanya.

KH. Maruf Amin menuturkan, pada hari Sabtu tanggal 16 Februari 2019 akan kembali ke Jawa Barat, dengan mengunjungi sejumlah titik di Purwakarta, Sempur, Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Banjar, Ciamis, Banjarsari hingga Pangandaran dan berbelok ke Majenang.
Sejauh ini dirinya telah mendatangi kiai di sejumlah tempat untuk menjalankan fatsun, bahwa silaturahmi kepada kiai adalah hal yang perlu dilakukan.

“Silahturahim tentu akan mendorong semangat mereka memberikan dukungan,” tambahnya.

Saat disinggung Kampanyekan di Masjid, KH. Maruf Amin menegaskan, terkait kampanye di masjid tidak boleh diberikan peluang untuk melakukan politik praktis, ditambah pemasangan baliho di sekitar area masjid tersebut. Safari politik yang dilakukan sampai saat ini, dengan melakukan silahturahim ke ponpes, dan menyapa warga Nahdliyin di berbagai daerah.

“Jangan kasih peluang Kampanye di masjid, pasang baliho juga tidak boleh,” tegasnya.

Dalam sambutannya, Wakil Ketua MPR RI Cak Imin mengatakan, semua punya hak dan kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpi di negara. Pondok pesantren sudah memberikan cara yang tepat untuk memberikan ilmu, dan siap menjadi pemimpin dikarenakan memenuhi syarat pernah hidup sengsara.

“Ulama kita yang dimuliakan KH. Maruf Amin menjadi Cawapres, maka kita harus dukung bersama,” katanya.

Cak Imin menuturkan, para santri dari jaman dahulu siap memimpin negara, akan tetapi tidak diakui para santri oleh pemerintah. Pada saat Presiden Joko Widodo mengakui perjuangan kaum santri dan ulama dalam mengusir penjajah, ditetapkan Hari Santri Nasional (HSN) pada tahun 2015.

“Terbitnya Hari Santri Nasional menjadi pengakuan kepada pada santri dan ulama, sehingga semua santri bisa memimpin negara,” pungkasnya.