
Banjar, 27 Februari 2019 – Calon Wakil Presiden (Cawapres) Prof. DR. KH. Maruf Amin menghadiri Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar (Munas dan Konbes) Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/02) siang. KH. Maruf Amin mendampingi Presiden Joko Widodo, dalam membuka acara Munas dan Konbes NU tersebut.
Dalam kegiatan tersebut mengambil tema “Memperkuat Ukhuwah Wathoniyah Untuk Kedaulatan Rakyat”. Para pejabat yang hadir diantaranya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti, Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar, Rais Aam PBNU KH. Miftahul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj, dan para ulama lainnya seperti Indonesia.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo mengatakan, menyesalkan maraknya berita bohong dan fitnah yang disebarkan sekelompok orang. Bahwa pemerintah yang melarang azan dan akan melegalkan pernikahan sejenis, sehingga NU harus merespon dengan baik.
“Saya titip ini harus direspon dengan baik oleh NU, terutama kalau ada fitnah isu yang dari pintu ke pintu dari rumah ke rumah,” katanya.
Presiden Jokowi menambahkan, kabar fitnah dan berita hoaks tersebut membuat resah masyarakat, karena itu mengajak agar masyarakat juga berani meresponnya. Menurut survei ada sekitar 9 juta masyarakat yang percaya kabar bohong dan fitnah tersebut.
“Saya menyayangkan, masyarakat yang mempercayai kabar bohong dan fitnah tersebut jumlahnya cukup besar,” tambahnya.
Lanjut Presiden Jokowi, Presiden mengajak kepada kiai dan pengurus NU agar tidak berdiam diri, akan tetapi turut serta menjelaskan kepada umat. Hal tersebut sangat berbahaya bagi kehidupan bangsa dan negara.
“Hal yang seperti itu sangat berbahaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.
Ditempat yang sama, Cawapres KH. Maruf Amin mengatakan, anggota NU banyak berubah haluan mengikuti organisasi islam lain. Maka NU harus bertindak agar tidak semakin banyak anggota NU yang pindah haluan.
“Salah satu upaya agar gerakan NU lebih efektif dan efisien sehingga hasilnya diharapkan berdampak besar bagi kader dan umat muslim,” katanya.
KH. Maruf Amin menuturkan, harakah itu harus dengan gerakan yang efektif dan efisien, serta harus ada penguatan gerakan perlindungan umat. Fenomena tersebut sudah dalam pantauannya sejak banyak orang beribadah dan pemahamannya ala NU, tapi gerakannya tidak sejalan dengan NU.
“Sebab banyak umat kita diambil orang. Orang NU, fikrahnya NU, akidahnya NU, amaliyahnya NU, tapi harakahnya tidak ikut NU,” tutur yang juga Mustasyar PBNU.
KH. Maruf Amin melanjutkan, NU harus menjaga memahamkan agar ada gerakan arakah imaniyah, supaya menjaga melindungi agar terhindar dari provokasi-provokasi. Terselenggaranya Munas dan Konbes NU yang dilaksanakan di Banjar ini, dapat mampu memberikan manfaat untuk organisasi yang besar ini.
“Semua harus mampu menjaga harakah imaniyah, dengan hasil yang memberikan manfaat kepada organisasi ini,” pungkasnya.